Pengujian terhadap beberapa hijauan dari daerah tropis yang telah dikeringkan menunjukkan bahwa hijauan tersebut dapat digunakan pada tingkat 40% dalam ransum kelinci yang sedang tumbuh (Harris dkk. 1981). Bahan pakan utama dalam ransum pertumbuhan adalah jagung 350 g, bungkil kedele 160 g dan molases 50 g untuk setiap kg ransum. Tingkat pertumbuhan dan efisiensi penggunaan pakan yang baik dihasilkan pada ransum yang mengandung Desmodium distortum (Spanish clover) dan Macroptilium lathyroides. Sebaiknya pucuk-pucuk daun singkong, Cassiatora dan daun kecipir (Phosohocarpus tetragonolobus) memberikan hasil yang lebih rendah. Umumnya daya cerna protein dari pakan berhijauan tinggi, pada kelinci adalah sebesar 65-75%. Daya cerna (apparent digestibility) serat (ADF) dan dinding sel sangat bervariasi. sering juga hanya terdapat sedikit perbedaan dalam daya cerna dari 2 fraksi serat ini, yang oleh karena itu diduga bahwa hemiselulosa mungkin tidak dicerna dalam jumlah yang cukup besar. Harris dkk. (1981) menunjukkan dari data ini bahwa efisiensi penggunaan pakan berkorelasi negatif dengan ADF, tetapi berkorelasi positif dengan protein dari pakan.
Sumber: Potensi Ternak Kelinci Sebagai Penghasil Daging, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (1984)
0 komentar:
Posting Komentar