image







Istilah Pertumbuhan Dalam Budidaya Kelinci

 
Menurut Soeparno (1992), pertumbuhan adalah perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk dan komposisi tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ. Faktor-faktor yang mempengahuhi pertumbuhan dibedakan menjadi 2 yaitu faktor lingkungan, seperti iklim, nutrisi, kesehatan, manajemenm danfaktor genetik seperti bangsa, umur dan jenis kelamin. Kecepatan pertumbuhan tidak saja dipengaruhi oleh pakan yang digunakan tetapi yang penting adalah kelengkapan zat gizi yang diperoleh.  

Feed Intake 
Feed Intake adalah sejumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan jumlah sisa pakan (Poespo, 1986). Pada umumnya feed intake kelinci betina akan lebih besar dari pada kelinci jantan. Hal ini disebabkan kelinci betina akan membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk siklus estrus dan kebuntingan (Basuki, 1985). Kebutuhan pakan untuk ternak berbeda-beda tergantung dari spesiesnya, ukuran ternak, tingkat pertumbuhan, penyakit, kondisi ternak, lingkungan dan defisiensi nutrien tertentu. Dalam kondisi normal pakan akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhannya (Tillman, 1984). 

ADG
Average Daily Gain (ADG) adalah rata-rata kecepatan pertambahan berat badan harian yang diperoleh dengan berat akhir dikurangi berat awal kemudian dibagi lama pemeliharaan. ADG normal untuk kelinci adalah 10 sampai 15 gram dan yang mempengaruhi ADG adalah mekanisme dan kecepatan pertumbuhan dari ternak itu sendiri. Menurut Reksohadiprojo (1995), ADG kelinci secara umum berkisar antara 8 sampai 20 gram. 

FCR 
Feed Convertion Ratio (FCR) atau konversi pakan adalah besarnya perubahan dari pakan yang dikonsumsi menjadi pertambahan berat badan (gain). Dalam sehari kelinci memerlukan kadar ransum dengan kadar protein kasar sebesar 12 sampai 15%, lemak 2 sampai 3,5%, serat kasar 20 sampai 27%, dan mineral 5 sampai 6,5%. Sedangkan kebutuhan untuk kelinci yang sedang tumbuh adalah sebesar 16% protein kasar, 10 sampai 12% serat kasar dan energi 2500 Kkal/Kg. (Poespo, 1986). Handling Menurut Whendrato dan Madyana (1986), cara memegang dan mengangkat kelinci tidak boleh dilakukan dengan sembarangan sebab dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi kelinci, misal rusaknya otot dan syaraf pada telinga maupun kakinya. 

Sexing 
Cara menentukan jenis kelamin kelinci yaitu ibu jari menekan di dekat alat kelamin bagian depan dengan pelan sehingga selaput yang berwarna merah akan nampak. Pada kelinci jantan akan nampak suatu organ berbentuk bulat dan runcing sedangkan pada yang betina akan nampak suatu tonjolan yang berbelah. kelamin kelinci bisa dikenal mulai umur 7 hari, tetapi umumnya pengenalan itu baru dilakukan sesudah anak kelinci keluar dari sarang, makin tua umurnya makin mudah dikenali jenis kelaminnya. Pelaksanaan yang paling baik adalah sesaat kelinci itu akan disapih dan akan dimasukkan dalam kandang pembesaran (Nugroho, 1982). 

Pakan 
Faktor pakan merupakan faktor utama dalam mengembangkan kelinci. Oleh karena itu berhasil atau tidaknya suatu usaha ternak kelinci juga sangat bergantung kepada perhatian peternak di dalam memberikan pakan baik kualitas maupun kuantitasnya. Selain pakan kelinci juga perlu diberi minum, karena air merupakan zat yang dibutuhkan kelinci. Tempat pakan dan minum bervariasi jenisnya, mulai dari wadah biasa sampai pada sistem persediaan pakan dan air otomatis (Blakely dan Bade, 1991). Sistem pencernaan kelinci adalah sistem pencernaan yang sederhana (monogastrik) dengan caecum dan usus besar. Hal ini memungkinkan kelinci dapat makan dan memanfaatkan jenis pakan hijauan berupa daun-daunan, sayuran maupun rumput seperti kangkung, bayam dan umbi-umbian seperti wortel, ketela rambat, dan biji-bijian setelah ditumbuk, yaitu beras, kedelai, dedak, bekatul yang merupakan makanan sehat untuk kelinci (Smith dan Soesanto, 1988). Tidak seperti halnya hewan mamalia lainnya, kelinci mempunyai kebiasaan makan feses yang telah dikeluarkan. Sifat ini disebut corprophagy. Keadaan ini sangat umum terjadi pada kelinci dan hal ini berdasar pada konstruksi saluran pencernaannya. Sifat corprophagy biasanya terjadi berdasarkan pada malam atau pagi hari berikutnya. Feses yang berwarna hijau muda dan konsistensi lembek dimakan lagi oleh kelinci. Feses yang dikeluarkan pada siang hari dan telah berwarna cokelat serta mengeras, tidak dimakan. Hal ini memungkinkan kelinci itu memanfaatkan secara penuh pencemaran bakteri di saluran bagian bawah, yaitu mengkonversikan protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecahkan selulose atau serat menjadi energi yang berguna. Jadi sifat corprophagy sebenarnya memang menguntungkan bagi proses pencernaan (Blakely dan Bade, 1991). Menurut Nugroho (1982), menyatakan bahwa kebutuhan kelinci akan potong tiap hari adalah hijauan dan umbi-umbian untuk kelinci dewasa adalah 0,5-1 kg/ekor/hari. Konsentrat adalah 200-300 g/ekor/hari dengan kadar protein 12%, sedangkan untuk anak kelinci (1-6 bulan) kadar proteinnya 16% dan ME 2500 Kkal, untuk kelinci menyusui protein 17% dan ME 2500 Kkal.

Dikutip dari Info Kopnakci Edisi 1-Tahun 1-September 2011
Read more!
lintasberita
 

Lorem ipsum

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Donec libero. Suspendisse bibendum. Cras id urna. Morbi tincidunt, orci ac convallis aliquam, lectus turpis varius lorem, eu posuere nunc justo tempus leo. Donec mattis, purus nec placerat bibendum, dui pede condimentum odio, ac blandit ante orci ut diam.