image







Perubahan Histologik Jaringan Hypofise Kelinci Jantan Setelah Mendapat Suntikan Tunggal Hormon Testosteron (1)

Dalam zaman modern sekarang ini, hormon testosteron dalam praktek sering digunakan sebagai 'obat kuat', karena mempunyai daya dapat menaikkan libido, meninggikan erektabilitas penis, disamping mempunyai efek androgenik yang lain. Tetapi pada pemberian terapi dengan hormon testosteron pada kasus tertentu sering dijumpai justru efek lain yang tidak dikehendaki. Pemberian dengan dosis tinggi dan dalam jangka waktu yang lama dari hormon testosteron akan menyebabkan penekanan terhadap spermatogenesis baik lewat penekanan terhadap fungsi hypofise maupun hypothalamus, disamping pengaruh tidak langsung terhadap testis. Seperti diketahui hormon testosteron terutama dihasilkan oleh sel-sel interstitil Leydig di dalam testis. Pada saat ini telah banyak dihasilkan senyawa-senyawa sintetik hormon testosteron.

Harris (von Euler, 1963) pada tahun 1948 menemukan bahwa rangsangan luar pada sistema nervorum mempengaruhi pengeluaran tropik hormon oleh sel-sel pada pars distalis hypofise. Menurut Brooks (1961) hubungan tersebut adalah melalui perantaraan suatu neurohumor yang dikeluarkan oleh hypothalamus dan disalurkan melalui sistema porta hypofise tersebut ke sel-sel pars distalis. Kepentingan dari sistema porta hypofise dalam hal ini telah dibuktikan oleh De Groot (1952). Harris (von Euler, 1963) pada tahun 1960 menemukan bahwa bila rangsangan diberikan secara kronis terhadap hypothalamus akan menyebabkan terjadinya sekresi glandula thyreoidea. Greer (Brooks, 1961) mengadakan percobaan perusakan terhadap hypothalamus mengaakibatkan tidak adanya jawaban dari penurunan kadar thyroxin dalam darah. Ini berarti tidak adanya sekresi hormon thyreotropik dari pars distalis hypofise.

Williams (1967) mengatakan bahwa ada suatu substansi yang dilepaskan oleh hypothalamus dan dusalurkan ke hypofise. Substansi ini dinamakan Thyreotrop Releasing Factor. Ternyata sekarang ini diketemukan lain-lain Releasing Factor, misalnya Gonadotrop Releasing Factor dan lain-lain. Tempat pelepasan Releasing Factor ini ialah di daerah Eminentia mediana dari tuber cinereum dimana akhiran-akhiran axon dari hypothalamus berakhir disitu, untuk kemudian melalui pembuluh darah dari sistema porta hypofise dialirkan ke pars distalis hypofise untuk mempengaruhi sel-sel dalam sekresi hormon-hormon tropik.

Sumber: Perubahan Histologik Jaringan Hypofise Kelinci Jantan Setelah Mendapat Suntikan Tunggal Hormon Testosteron oleh R. Soewarsono dkk Fakultas Kedokteran UGM (1975)


Artikel Terkait:

lintasberita

0 komentar:

Posting Komentar